SEBUAH PINTA
Tuhan...
Biarkan aku mengembara lebih lama.
menyusuri jejak keagungan-Mu
dalam sebuah lentera kecil dengan cahaya temaram.
yang tak suram dan tak kelamTuhan...
Hiaskan sebuah ronce melati.
harumkan jiwaku seperti kasturi.
agar jiwa tak lagi nestapa.
yang tak rapuh tanpa gulana.
Tuhan...
beri aku sejenak keabadian untuk mengenang.
mengisahkan arti perjalanan walau tak panjang.
ketika kau ambil jiwa ini aku dalam beranda-Mu.
bersujud dalam rangkulan-Mu.
Tuhan...
jika aku menghadap-Mu
aku ingin.......
tulang belulangku menjadi lilin yang menyala
yang dapat menerangi jalan mereka
untuk menuju kemenangan abadi.
Tuhan...
hanya itu pintaku pada-MU
IWan Siswanto
warna hidup
Biru itu sendu tak lagi menawan
merubah kelam warna hidup
apakah mampu...?
ketika putih dicari
merah meronta dalam kepingan rindu
membaur dalam padam kelabu
biru....
apakah warna itu menjamu
ketika hijau menyerikan rongga nafas
mampukah menelusur dalam putihnya jiwa
biru.....
apakah itu sendu
yang pasti itu adalah sebuah kalbu
TEMBANG SEPANJANG JALAN
biarkan sejenak berkembara
diantar dahan-dahan cemara
rimbun dan lebat mewarnai
aku tertinggal diantara mimpi dan tawa
yang terbelenggu oleh kerinduan yang tanpabatas
kekasih....
jika masih dapat mencumbu bayangmu
akan kurangkul senyumu
tawamu tertinggal diantara kisi-kisi hati
aku rapuh dan terpuruk
diantarapekatnya malam
kini kau mendongak berbalas renungan
perlahan kau lepaskan gengaman rindu
kau menghunus kalbu
ketika aku lemah dan terkulai
aku masih menanti disini
bersama rindu yang akan kutawarkan kembali
KEMATIANKU
jika aku tlah terpusara
aku mohon tak ada lagi air mata
iringi aku dengan kidung doa
yang mengantarkakaku ke alam yang berbeda
saudaraku....
jika tlah tiada...
usung aku dengan nyanyian atas Tuhan kita
maka berpulangnya aku tanpa ada luka
jika aku tlah terpusara
hiasi aku dengan ronce melati
dan bakarlah tulang belulangku
sebagai lilin yang akan menerangi jalanmu
agar menuju kemenangan abadi
Iwan Siswanto, 13091982
Bagu Wan, terus berkarya untuk menghiasi jaman kiwari yang tidak pasti. Ketidak pastian penegakkan hukum, ketidak pastian dalam mengais penghidupan, dan semakin jauhnya sikap budaya malu, baik dari tataran paling atas hingga bawah. Mudah-mudahan dengan mensenandungkan puisi ditengah banyaknya corak warna kehidupan yang tidak jelas, dapat menghiasi negeri yang bernama INDONESIA,untuk meraih kembali jati diri bangsa yang hilang ditelan masa.
BalasHapusWan, saya ini orang Bayah asli tepatnya Bayah I, 100% keturuan Banten Selatan. Sekarang saya tinggal di jakarta sebagai urban yang mencari napkah di megapolitan Jakarta.