Cari Blog Ini

Senin, 03 Agustus 2009

Rabu, 29 Juli 2009

Kamis, 16 Juli 2009

HIDUP DALAM PUISI

WANITA
IWan Siswanto
Garis wajahmu tegas seperti pelangi menghias angkasa.
ketika alur cerita tak lagi bermakna.....
hiasi dengan senyum yang tak lagi sendu.
kita adalah insan yang terus berpacu.
belajar mencari dan mengerti arti dan makna hidup

hidup sebuah perjuangan yang harus dipelajari dan di kaji.
garis wajahmu tak lagi biru.
terlukis dalam kegundahan malam,
tertulis dalam tabir yang tak kelam.
wahai wanita dengan garis wajah ceria.
jangan biarkan kau buat hampa dan nestapa secangkir hidup yang tersaji.
biarkan hidupmu melukiskan keabadian sebuah perjuangan.
jadikan perjuanganmu sebagai kenangan hidupmu.
wahai wanita.....
tuliskan sebuah karya di horizon...
bagikan asamu di cakrawala.
kini kau adalah wanita....
walau kau bertahta disinggasana istana dari abu
kau mampu mendandani jiwa kosong dari kegelisahan malam.
jangan pernah berhenti langkahmu walau terseok.
jangan ragu pijakmu walau ada belenggu.
sebelum jiwa kita binasa dan kembali menghadap yang kuasa.

SEBUAH PINTA

Tuhan...
Biarkan aku mengembara lebih lama.
menyusuri jejak keagungan-Mu
dalam sebuah lentera kecil dengan cahaya temaram.
yang tak suram dan tak kelamTuhan...
Hiaskan sebuah ronce melati.
harumkan jiwaku seperti kasturi.
agar jiwa tak lagi nestapa.
yang tak rapuh tanpa gulana.
Tuhan...
beri aku sejenak keabadian untuk mengenang.
mengisahkan arti perjalanan walau tak panjang.
ketika kau ambil jiwa ini aku dalam beranda-Mu.
bersujud dalam rangkulan-Mu.
Tuhan...
jika aku menghadap-Mu
aku ingin.......
tulang belulangku menjadi lilin yang menyala
yang dapat menerangi jalan mereka
untuk menuju kemenangan abadi.
Tuhan...
hanya itu pintaku pada-MU

IWan Siswanto

warna hidup

Biru itu sendu tak lagi menawan
merubah kelam warna hidup
apakah mampu...?
ketika putih dicari
merah meronta dalam kepingan rindu
membaur dalam padam kelabu
biru....
apakah warna itu menjamu
ketika hijau menyerikan rongga nafas
mampukah menelusur dalam putihnya jiwa
biru.....
apakah itu sendu
yang pasti itu adalah sebuah kalbu

TEMBANG SEPANJANG JALAN

biarkan sejenak berkembara

diantar dahan-dahan cemara

rimbun dan lebat mewarnai


aku tertinggal diantara mimpi dan tawa

yang terbelenggu oleh kerinduan yang tanpabatas


kekasih....

jika masih dapat mencumbu bayangmu

akan kurangkul senyumu

tawamu tertinggal diantara kisi-kisi hati


aku rapuh dan terpuruk

diantarapekatnya malam


kini kau mendongak berbalas renungan

perlahan kau lepaskan gengaman rindu


kau menghunus kalbu

ketika aku lemah dan terkulai

aku masih menanti disini

bersama rindu yang akan kutawarkan kembali

KEMATIANKU

jika aku tlah terpusara

aku mohon tak ada lagi air mata

iringi aku dengan kidung doa

yang mengantarkakaku ke alam yang berbeda

saudaraku....

jika tlah tiada...

usung aku dengan nyanyian atas Tuhan kita

maka berpulangnya aku tanpa ada luka

jika aku tlah terpusara

hiasi aku dengan ronce melati

dan bakarlah tulang belulangku

sebagai lilin yang akan menerangi jalanmu

agar menuju kemenangan abadi


Iwan Siswanto, 13091982